Kemajuan teknologi serta perkembangan alat-alat
persenjataan yang kian canggih, mematikan dan besifat missal, menyebabkan
kehidupan umat manusia di muka bumi ini semakin di cekam suasana yang amat
menakutkan. Pada awal abad XXI ini, terjadi penimbunan berbagai senjata serta
peluru kendali berkepala nuklir, yang jika diledakkan, sanggup membumihanguskan
seluruh permukaan bumi dalam sekejap mata. Perlombaan senjata nuklir terus
memanas dan merebak kemana-mana. Baik di Barat maupun Timur.
Yang amat memprihatinkan adalah bahwa
rata-rata individu penghuni bumi ini seolah-olah tidak sadar atau lupa terhadap
kemungkinan terjadinya bencana atau tragedy yang diakibatkan penggunaan
senjata-senjata nuklir dan kimia tersebut (dalam suatu peperangan). Padahal,
pada waktu bersamaan, sebanyak dua pertiga dari total penduduk bumi tengah
hidup dalam bahaya kelaparan serta ancaman berbagai jenis penyakit mematikan.
Dalam
catatan sejarah, Perang Dunia I berlangsungselama 1.565 hari. Akibat peperangan
yang meletus pada paruh awal abad XX tersebut, sebanyak 9 juta orang menemui
ajalnya. Sementara sebanyak 22 juta penduduk bumi lainnya harus menyandang
cacat seumur hidup. Selain ongkos manusiawi, Perang Dunia I juga telah
memboroskan ongkos ekonomi sebesar 400 miliar dolar AS.
Lebih dari
itu, Perang Dunia II bahkan telah membunuh lebih dari 35 juta korban jiwa.
SEjumlah 20 juta lainnya harus kehilangan sebagian anggota tubuhnya. Sementara,
darah yang menggenang di permukaan bumi diperkirakan mencapai 17 juta liter.
Lebih dari
12 juta anak manusia terlahir dalam keadaan cacat tubuh dan jiwa. Ketika dua
buah bom atom berukuran kecil dijatuhkan, masing-masing dikota Hiroshima dan
Nagasaki. Lebih dari 70 ribu warga Jepang tewas mengenaskan dalam tempo
seketika.
Sementara
ribuan orang lainnya langsung terbakar hidup-hidup. Dan 80 ribu jiwa lainnya
mengalami cacat seumur hidup. Selain meminta korban jiwa, peperangn berskala
dunia itu juga memakan korban material yang tidak sedikit. Sekitar 13 ribu
sekolah dasar, menengah dan tinggi porak poranda. Sementara, sejumlah 8.000
rumah sakit serta klinik pengobatan rusak binasa. Bertrand Russel pernah
menulis: “Para penguasa dan orang-orang yang berkompeten yang tinggal di negara-negara
maju berlomba-lomba mengirim astronot ke bulan dan bahkan lebih jauh dari itu.
Pada saat yang sam, jumlah orang-orang yang terkena penyakit urat syaraf dan
membunuh dirinya semakin melonjak”.
Menurut
catatan statistik, pada awal abad ke-20 ini, setiap tahunnya dikeluarkan dana sebesar
400 bilion dolar AS, hanya utnuk membiayai bidang persejnataan saja. Para ahli
sosial dan kejiwaan memperkirakan bahwa tak lama lagi akan bermunculan banyak
sosok pembawa bencana yang jauh lebih berbahaya ketimbang Adolf Hitler, Benito
Mussolini atau Joseph Stalin. Sementara diseluruh pelosok negara-negara Barat,
mulai muncul berbagai aliran baru, yang secara terang-terangan mengumandangkan
semangat serta ideology neo-Nazi dan neo-fasis.